TRIKAYA TRIGUNA FISIKA ZEVENDHEMYR

TRIKAYA TRIGUNA FISIKA ZEVENDHEMYR

(Sumber:dokumentasi pribadi)

Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia merupakan sekolah menengah atas berbasis boarding school yang didirikan pada tahun 1996 oleh sang founding father atau sang pendiri yaitu Prof. Dr. -Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Pada awalnya sekolah yang didirikan oleh B.J. Habibie berupa Magnet School. Kemudian sekolah ini berubah Namanya menjadi SMU Insan Cendekia di Serpong dan Gorontalo melalui program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren. Sejak tahun pelajaran 2000/2001, terjadi perubahan signifikan dalam pengelolaan SMU Insan Cendekia di Gorontalo dan Serpong. Pada masa itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengalihkan pengelolaan sekolah ini kepada Departemen Agama Republik Indonesia dan menjadi Madrasa Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia.

Seiring berjalannya waktu MAN Insan Cendekia telah menorehkan begitu banyak prestasi. Kini Kementerian Agama RI telah mendirikan 24 MAN Insan Cendekia yang tersebar di seluruh Indonesia salah satunya adalah MAN Insan Cendekia Kota Kendari. MAN Insan Cendekia Kota Kendari menyediakan begitu banyak wadah agar para siswa dapat dengan mudah mengasah kemampuan serta bakat yang mereka miliki. Salah satu ‘wadah’ yang cukup banyak menorehkan prestasi adalah Tim Olimpiade. Masuk dalam tim olimpiade merupakan impian sebagian besar siswa di MAN Insan Cendekia Kota Kendari. Lain halnya dengan bidang fisika.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang umumnya kurang digemari oleh para siswa, terlebih lagi pada olimpiade. Para siswa kurang meminati bidang fisika tersebut dikarenakan teori dan pelajarannya yang rumit. Namun tidak dengan tiga sejoli ini, mereka merupakan siswa dan siswi yang menggemari fisika dan cukup andal dalam bidang tersebut. Mereka mematahkan fakta bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat sulit dengan cara masuk ke dalam tim olimpiade fisika. Tiga siswa ini memberanikan diri mencoba mengerahkan sebagian hidupnya di MAN Insan Cendekia Kota Kendari untuk giat belajar dalam bidang fisika.

Trikaya Triguna Fisika tersebut adalah Fadhurrahman Al Faqih atau yang biasa dikenal sebagai Faqih, Muhammad Rifky atau Iky dan Azzahra Aulia Mansur atau Aya. Mereka merupakan siswa-siswi yang hingga saat ini masih bertahan dalam tim olimpiade bidang fisika. Ketiganya merupakan siswa-siswi Angkatan 7 Zevendhemyr yang menduduki kelas yang sama, yaitu 11 Mipa 3.

 ”Sebenarnya banyak trouble nya, apalagi sekarang masih diserang perasaan kecewa karena hasil OSK kemarin,” ujar Aya pada tanggal 6 Mei 2024 di ruang kelas 11 Mipa 3.

Walaupun bidang yang mereka ambil kurang diminati siswa-siswi lain, justru hal tersebut menjadi batu tanjakan bagi tiga sejoli ini untuk memperdalam pengetahuan tentang fisika serta teori-teorinya. Mereka merasa, makin sedikit siswa yang bergabung maka makin besar pula fokus guru pembimbing kepada mereka sehingga materi yang diterima juga jauh lebih efektif. Mereka juga kerap membuat forum kecil-kecilan yang dikhususkan untuk membahas soal-soal atau materi fisika yang sekiranya masih kurang dipahami.

Satu lagi hal yang menarik mengenai tim olimpiade fisika ini, Azzahra Aulia Mansur atau yang kerap dikenal sebagai Aya merupakan satu-satunya anggota tim olimpiade fisika yang berjenis kelamin Perempuan. Ia kerap mengalami hal-hal seperti kebingungan untuk mencari informasi mengenai bimbingan dikarenakan tidak ada tempat untuk ia bertanya dan berdiskusi apabila sedang berada di asrama.

“Betul, kadang bingung harus bertanya ke mana kapan bimbingannya. Kadang juga malu ikut bimbingan karena hanya saya sendiri yang Perempuan. Tetapi justru karena ini saya merasa keren, berarti hanya saya yang berani menantang diri dalam satu angkatanku untuk masuk ke tim olimpiade fisika.” Tambahnya. 

Aya juga awalnya tidak tertarik untuk masuk ke tim olimpiade. Dia awalnya mengikuti tes olimpiade matematika, namun di luar pengetahuannya ternyata ia dimasukkan ke tim olimpiade fisika atas rekomendasi Kakak dan Ayahnya ke guru Pembina fisika. Aya merasa sangat kaget dan takut apabila susah mengikuti pembelajaran nantinya. Namun, ia tetap bertekad untuk melanjutkan perjalanannya di tim olimpiade fisika ini. Terangnya, semenjak ia masuk ke tim olimpiade ia menjadi sangat semangat untuk belajar fisika.

Sama halnya dengan Aya, Faqih juga awalnya tidak mengetahui bahwa ia dimasukkan ke fisika. “Pas tes sebenarnya saya sedang terserang cacar selama 2 minggu. Pada saat saya pulang, ternyata Saya sudah dimasukkan ke tim fisika oleh Pembina fisika. Saya merasa oke-oke saja, jadi saya lanjutkan.” Ujar Faqih. Faqih juga menjadi satu-satunya anggota tim fisika yang melaju ke Tingkat Provinsi pada OSN 2024 kemarin. “Senang, sangat senang rasanya pas tahu saya lolos ke Tingkat Provinsi.” Tambahnya.

Berbeda dengan Aya dan Faqih, Iky merupakan anggota baru dalam tim olimpiade fisika. “Awalnya saya tertarik karena anak olim itu terlihat pintar dan keren-keren. Kebetulan saya sangat tertarik dengan matematika, jadi saya mencoba buat tes masuk ke olimpiade matematika namun ternyata saya gagal. Nah, pas kelas 10 semester dua saya bertemu dengan materi hukum newton, saya merasa materi ini menyenangkan apalagi ada penerapan matematika nya. Jadi, saya mencoba untuk masuk fisika dan ternyata saya diterima.” Jelas Iky. 

Iky mengaku dia merasa kecewa dengan hasil OSK kemarin, namun itu bukanlah suatu penghalang untuk tetap bertahan di olimpiade fisika. Iky juga mengatakan bahwa kegagalannya dikarenakan dirinya yang terlalu pesimis sedari awal karantina. Iky merasa bahwa Ia kurang giat dalam belajar untuk OSN Tingkat Kota ini. “Iya, pastinya kecewa. Tetapi saya tetap suka fisika. Saya sudah menganggap fisika itu sebagai hobi jadi kegagalan kemarin bukan berarti saya berhenti dari fisika.” Lanjutnya.

Trikaya Triguna Fisika dari MAN Insan Cendekia Kota Kendari memberikan kita pelajaran, semangat akan mengatasi segala tantangan. Rasa cinta terhadap ilmu, meski dalam bidang yang dianggap sulit seperti fisika, bukanlah suatu tantangan dalam meraih prestasi. Mereka juga menginspirasi kita untuk tidak takut mengejar mimpi, berani menghadapi kesulitan, dan terus berjuang meski dihadang kegagalan.

Penulis: Azzahra Aulia Mansur

Editor: Azzahra Aulia Mansur

-28 Mei 2024-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Nadhifah: Sosok Penggerak Asrama Putri Tahun 2023/2024

“Farid Bahran: Perwakilan MAN Insan Cendekia Kendari di Kegiatan CSS”

Bu Adillah ; Sang Motivator Bagi Siswa/i MAN Insan Cendekia kota Kendari