Ketimbang Kota Besar, Siswi Ini Lebih Memilih Sekolah Di Kendari
Ada
yang menarik dari kisah seorang siswi yang lebih memilih sekolah di Kota
Kendari, sebuah kota yang tidak seramai dan sebesar kota asalnya. Berada di tengah
kota besar dengan berbagai pilihan sekolah yang bergengsi, siswi ini justru
memilih sekolah yang jauh dari ramainya kota besar dan jauh dari keluarganya.
Apa yang membuatnya mengambil keputusan ini? Dan Pelajaran apa yang bisa ia
dapat dari keputusannya tersebut?
Fitri
Ramadhani atau yang akrab dipanggil Fitri merupakan salah satu siswi Man Insan
Cendekia Kota Kendari. Fitri lahir dan besar di kota besar yang ramai, saat ini
Fitri tinggal di perbatasan antara Depok dan Jakarta Timur.
Tepat
pada tahun dimana sistem zonasi diberlakukan, serta lokasi rumahnya yang berada
di perbatasan wilayah antara Depok dan Jakarta Timur, Hal itu membuat Fitri
mengalami kesulitan dalam bersaing untuk menentukan sekolahnya.“sistem Zonasi
soalnya jadi bingung mau milih sekolah dimana”, ucap Fitri
“banyak
orang pintar kalah sama yang umurnya lebih tua”
“apalagi
sekolah terdekat menambahkan nilai ga sesuai porsinya biar muridnya bisa masuk
sekolah unggulan”, lanjut Fitri.
Pada
awalnya, pemahaman terkait MAN IC belum diketahui jelas oleh Fitri hingga Guru
BK nya menyarankan Fitri untuk mengikuti bimbingan.
“aku
gak tau apa itu Man IC”, ucap Fitri.
“Guru
BK nyaranin untuk ikuti aja dulu bimbingan, kali aja rezeki”, lanjutnya.
Suatu
hari, guru bk dari sekolah Fitri yang sebelumnya memperkenalkan Man Insan
Cendekia ke murid-muridnya. Dalam penjelasannya, guru tersebut menekankan bahwa
peluang untuk bersekolah di Man IC itu paling besar di Man IC yang baru di
bangun yang letaknya di Jawa Timur. Namun, gurunya lupa nama daerah Man IC
tersebut. Kemudian Fitri bertanya ke
teman sebangkunya “A, ic apa yang baru di bangun di Jawa Timur itu?” dengan
muka polosnya teman sebangkunya menjawab “ohhh… Kendari”, Temannya mengira
bahwa Man IC Kota Kendari terletak di Kota Kediri. Nah, Fitri saat itu percaya
dengan teman sebangkunya sebab temannya itu merupakan siswa terbaik di
angkatannya.
Setelah
melakukan segala rangkaian tes masuk Man IC, akhirnya Fitri dinyatakan lolos di
Man IC Kota Kendari. Fitri kemudian mencari tahu lebih lanjut tentang Man IC di
internet, Fitri juga menanyakan ke Bundanya tentang Man IC dan Bundanya
mengatakan “Bunda ma percaya sama kamu kak, pasti kamu lolos. Di IC tuh enak
banget. Bener deh, nanti temen kamu bule semua, ngomongnya pake bahasa inggris
setiap hari, pelajaran tinggal kamu yang pilih mau belajar apa, guru pengasuh
banyak, pokoknya go internasional itu”. Fitri pun merasa tergiur mendengar
kata-kata seperti itu.
Tibalah
hari dimana Fitri memulai hari pertamanya di Man Insan Cendekia Kota Kendari. “Kaget”.
Satu kata yang dapat mengekspresikan perasaan Fitri pada saat itu. Perkataan
yang ia dengar dari Bundanya tidak sesuai dengan apa yang ia lihat. Tapi
menurut Fitri, ini adalah hal yang baru dan menyenangkan karna ia bisa mendapat
banyak pengalaman menarik dan berbeda yang tidak ia dapat di daerahnya yaitu di
Pulau Jawa. “Banyak pengalaman menarik, banyak temen yang ternyata emang beda-beda.
Apalagi aku dari Jawa dan anak rumahan yang ga pernah keluar rumah. Di sini tuh
pemandangan bintang dan bulan di malam hari bagus banget, masih banyak hutan,
pagi pagi ada kabut tebal. Bagus banget Ma Syaa Allah. Temen-temennya juga
beragam dan itu ngebantu aku untuk meningkatkan interaksiku, pemikiranku juga
makin berkembang disini dan wawasanku lebih luas” ucap Fitri.
Menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru adalah hal yang sangat sulit. Sering terpikir untuk
pindah sekolah, namun tak pernah Fitri ucapkan ke orang tuanya. “Sering banget
kangen ortu dan berfikir untuk pindah tapi ga pernah berani diucapin di mulut.
Takut terkabul. Karena IC ini aku sendiri yang mau dan maksa orang tuaku untuk
antar aku kesini sampe hati mereka luluh” ucap Fitri.
Pindah
hanya karena kata “tidak kuat” adalah suatu hal yang memalukan bagi Fitri. Menurutnya, kesulitan yang dia hadapi di sini
tidak seberat itu dan itu normal bagi Fitri. Justru hal-hal tersebut yang dapat
merubah Fitri menjadi pribadi yang lebih baik. Kata Fitri “Aku rasa kata “gak
kuat” itu gak pantas di ucap untuk alasan mau keluar dari IC kalau memang
tingkat kesulitannya itu ga high banget. Aku rasa ini normal kok untuk terus
jalanin hidup di sini. Kayak rindu sama orang tua, rumah, adik, dll. Terus
punya masalah sesama temen, masalah di kelas, di guru dll. Kalau niatnya kita
baik dan pengen berubah jadi lebih baik pasti akan aman-aman aja kok di sini.
kalau keluar malah melarikan masalah dan mendapat masalah baru. Jadi aku di sini
juga belajar untuk menyelesaikan masalah yang ada di depanku dan itu bagian
dari pendewasaan yang baik”.
“kalau
disini udah ga kuat, gimana nanti di luar sana yang jauh lebih melelahkan, lebih
menjengkelkan, lebih menyedihkan, lebih mengkhawatirkan, dan lebih menyesakkan?
Jadi belajar kuat dari tekanan sekarang” pesan Fitri.
Penulis : Nurhaliza Melindah
Editor : Nurhaliza Melindah
-21/05/2024
Komentar
Posting Komentar